Rabu, 08 Maret 2017

LAPORAN PRAKTIKUM
HARA TANAMAN DAN PEMUPUKAN
PENGAPURAN TANAH



DISUSUN
OLEH :
WINRO GULTOM
14 301 0066



PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SIMALUNGUN
PEMATANGSIANTAR
2016


KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan taufik hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan laporan praktikum HARA TANAMAN DAN PEMUPUKAN ini dengan baik.
Dalam penyusunannya, saya mengucapkan banyak terimakasih kepada dosen ir.Ringkop.MP yang telah memberikan bimbingan, dukungan, yang begitu besar. Dukungan dari keluarga dan juga teman-teman dekat juga membuat saya bersemangat dalam menyelesaikan laporan ini. Semoga laporan praktikum ini dapa tmemberikan manfaat dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.
Meskipun saya berharap isi dari laporan praktikum saya ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun Kesempurnaan itu sepertinya hal yang mustahil. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar tugas makalah praktikum ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata saya mengucapkan terima kasih, semoga hasil laporan praktikum saya ini bermanfaat.

Pematangsiantar 2016

Penyusun









BAB I
PENDAHULUAN

1.      LATAR BELAKANG

Tanah adalah media yang dibutuhkan oleh tanaman untuk tumbuh dan berkembang. Tingkat kesuburan tanah di setiap daerah berbeda-beda.Pemberian pupuk merupakan salah satu usaha yang dilakukan untuk menjaga dan meningkatkan kesuburan tanah.  Pemupukan ini dapat dilakukan dengan berbagai jenis pupuk, tergantung dari unsur-unsur hara yang dibutuhkan oleh tanah dan tanaman.
Kesuburan tanah pertanian di Indonesia sebagian besa rmengalami penurunan. Kondisi ini menyebabkan berkurangnya hasil produksi serta tingginya biaya produksi yang harus dikeluarkan oleh petani baik sawah, perkebunan maupun petani tambak. Penyebab turunnya kesuburan tanah antara lain karena tanah mengalami kemasaman (rendahnya nilai pH yang terdapat dalam tanah). Kemasaman atau pH tanah menunjukkan kadar H+ dan OH-dalam larutan tanah. Ketersediaan hara esensial bagi tanaman bergantung pada pH, di mana hara tanaman optimum pada kisaran pH 6-7.
Tanah yang masam tidak dapat membantu proses pertumbuhan tanaman dan tidak dapat menghasilkan produksi yang baik. Oleh karena itu untuk mengatasinya dibutuhkan kapur pertanian yang bertujuan untuk mengurangi kemasaman dalam tanah sehingga tanah tersebut dapat di tanami tanaman yang dapat menghasilkan produksi yang baik. Kapur Pertanian adalah yang dihasilkan dari pabrik pupuk ZA (Amonium sufat) yang bahan bakunya berasal Phosop hogypsum (diperoleh dari pabrik asam fosfat) serta Amoniak (NH3) dan karbondioksida (CO2). Karena diperoleh dari produk samping pupuk fosfat dan ZA, maka kapur pertanian  masih banyak mengandung bahan ikatan selama proses produksi pupuk yaitu unsur hara makro maupun mikro yang sangat penting bagi tanaman. Kapur pertanian berbentuk butiran halus yang homogen (tepung halus / powder), berwarna putih keclokatan dengan kelarutan 0.15mg/Liter air dan kerapatan jenisnya mencapai  0,762 ton/m3.
Kapur pertanian lebih cepat terlarut dan lebih mudah bercampur secara homogen dengan tanah serta dapat cepa tmenetralisir keadaan tanah yang masam. Kapur pertanian tidak hanya berguna untuk lahan pertanian yang berhubungan langsung dengan tanah. Selain berhubungan langsung dengan lahan pertanian untuk mengurangi kemasaman dalam tanah,  kapur pertanian dapat digunakan pada tambak dan ikan serta udang.
Pupuk merupakan bahan yang terdiri dari unsur organik maupun anorganik yang berfungsi sebagai salah satu sumber pemasukan unsur hara bagi tanaman, pupuk juga merupakan kunci kesuburan tanah karena berisi satu atau lebih unsur hara untuk menggantikan unsur yang terhisap oleh tanaman. Pupuk dapat berasal dari sisa-sisa tanaman, limbah, atau kotoran hewan yang dapat diubah menjadi bahan-bahan organik tanah .Sedangkan pupuk yang dibuat dari pabrik disebut pupuk buatan atau pupuk anorganik. Salah satu jenis pupuk yang dapat digunakan untuk menjaga dan meningkatkan tingkat kesuburan tanah adalah pupuk Dolomit.Pupuk dolomit berasal dar ibatu-batuan dolomit yang telah dihaluskan. Batu-batuan dolomit ini dihaluskan sesuai dengan tingkat kehalusannya berdasarkan besar mesh pengayakannya.
Pupuk dolomit yang diproduksi oleh perusahaan menggunakan bahan baku batu kapur yang memiliki kadar atau presentasi Kalsium (CaO) dan Magnesium (MgO) yang tinggi, sangat bermanfaat untuk pengapuran tanah masam dan untuk pupuk bagitanah dan tanaman yang berfungsi mensuplai unsur Kalsium (CaO) dan Magnesium (MgO). Dolomit merupakan solusi utama bagi pertanian, perkebunan,  dan tambak yang tingkat kemasaman tinggi antara lain karena curah hujan yang tinggi, faktor penggunaan pupuk nitrogen yang berlebihan, asal batuan induk yang memiliki reaksi masam. Untuk itu pengapuran dan pemupukan dengan pupuk dolomit sangat tepat untuk mengatasi masalah kemasaman dan miskin hara .Pupuk Kiserit adalah MgSO4.H2O. Kandungan kiserit murni terdiri dari 25,5 % MgO dan 21,0 % S. Kiserit berbentuk halus berwarna putih keabuan dan bersifat asam sehingga bila terus digunakan dapat menyebabkan tanah  bereaksiasam.

2.      TUJUAN PRAKTIKUM
Adapun tujuan praktikum inia dalah sebagai berikut:
1)      Untuk memahami definis ikapur dan definisi pengapuran.
2)      Untuk mengetahui jenis-jenis kapur.
3)      Untuk memahami penggunaan kapur pada lahan pertanian.
4)      Untuk memahami cara atau pengaplikasian kapur.

3.      MANFAAT

1)      Menambah wawasan tentang pengapuran tanah
2)      Menambah wawasan cara pengukuran PH tanah
3)      Menjadi suatu bahan refrensi dalam pengapuran tanah




BAB II
BAHAN DAN METODE

A.    WAKTU DAN TEMPAT
Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 09 desember sampai 16 desember 2016, dilaksanakan di Universitas Simalungun tepatnya di lahan percobaan fakultas pertanian depan rusun hawa dan di lab pertanian universitas simalungun

B.     ALAT DAN BAHAN
1.      ALAT
Adapun alat yang digunakan untuk praktikum ini adalah:
1.      Cangkul
2.      meter
3.      Taliplastik
4.      Kertas PH indikator
5.      Tabung reaksi
6.      Patok (kayu)
7.      Plastik ( polybag )

2.      BAHAN
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.      Lahan kosongseluas 1x 590 meter
2.      Kapur dolomits ebanyak 3 kg
3.      Air jernih ( aqua )
4.      Sampel masing-masing Tanah setelah pengapuran


C.    PELAKSANAAN  PRAKTIKUM
Praktikum ini dibagi menjadi dua bagian atau dilaksanakan dua kali yaitu pengapuran dan pengukuran PH tanah setelah satu minggu di lakukan pengapuran.

A.    PENGAPURAN
Dalam praktikum ini adalah proses persiapan lahan, pengolahan lahan dan pemberian kapur terhadap tanah.

Berikut ini adalah tahapan dalam praktikum pengapuran :

1.      Lahan diukur seluas 1 x 590 meter mengunakan alat ukur meter
2.      Dibuat patok tiap sudutkemudian ditarik tali plastic
3. Lahan dibersihkan dari gulma lalu tanah dibajak secara manual dengan menggunakan cangkul











4.      Kemudian lahan yang telah dicangkul dibagi menjadi 5 bagian dengan ukuran 1 x 1 meter dan dengan jarak antar plot 30 cm.

5.      Masing-masing Plot diberi perlakuan dengan kapur yaitu :
·         plot 1 = 0 gram ( sebagai penyeimbang)
·         plot 2 = 0,3 gram
·         plot 3 = 0,6 gram
·         plot 4 = 0,9 gram
·         plot 5 = 0,12 gram


6.      setelah kapur ditabur kemasing-masing plot kemudian tanah di aduk dengan menggunakan cangkul agar kapur tercampur dengan tanah secara merata

7.      tanahyang telahtercampurdengankapurdibiarkanselama 1 minggusecaraterbukadengantujuan agar kapurmenyatudengantanah.

B.     PENGUKURAN  PH  TANAH
Praktikum ini adalah praktikum keduakalinya setelah proses pengapuran tanah di lakukan, dimana dalam praktikum ini kita melakukan pengukuran PH tanah di Laboratorium FP-USI dari masing-masing plot yang telah di beri perlakuan dolomit setelah satu minggu dibiarkan terdaur dengan tanah.
Berikut ini adalah langkah-langkah yang dilakukan dalam praktikum ini :
1.      Sampel tanah di ambil dari masing-masing plot lalu dibawake LAB untuk pengukuran PH setelah pengapuran.

2.      Memasukkan tanah sampel kedalam tabung reaksi secukupnya
3.      Memasukkan air bersih kedalam tabung reaksi seimbang banyaknya dengan tanah.

4.      Air dan tanah di aduk dengan tanah hingga benar-benar tercampur secara merata.


5. Setelah tercampur merata kemudian dimasukkan ke sentrifius( alat pemisah larutan tanah dengan air) selama-+ 5 menit.


6.    Setelah larutan tanah terpisah dengan air, di lakukan pengukuran dengan cara memasukkan kertas PH indikator kedalam tabung reaksi.

7.  Mengamati perubahan warna yang yang terjadi pada kertas PH indikator dan menentukan PH tanah.





BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil percobaan menunjukkan bahwa perberian dolomit yang berbeda-beda berbeda nyata terhadap tanah,  dimana perubahan  PH tanah tanah  yang hasilnya dapat dilihat padatabel dibawah ini
PLOT
PERLAKUAN DOLOMIT
( gr )
PH TANAH
1
0 gram
5,00
2
0,3 gram
6,00
3
0,6 gram
6,50
4
0,9 gram
7,00
5
1,2 gram
6,00