LAPORAN PRAKTIKUM
HARA TANAMAN DAN PEMUPUKAN
PENGAPURAN TANAH
DISUSUN
OLEH :
WINRO GULTOM
14 301 0066
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SIMALUNGUN
PEMATANGSIANTAR
2016
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan
Yang
Maha Esa karena atas rahmat dan taufik hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan laporan praktikum
HARA TANAMAN DAN PEMUPUKAN ini dengan baik.
Dalam penyusunannya,
saya mengucapkan banyak terimakasih kepada dosen ir.Ringkop.MP yang
telah memberikan bimbingan, dukungan, yang begitu besar. Dukungan dari keluarga dan juga teman-teman dekat juga membuat saya bersemangat dalam menyelesaikan laporan ini. Semoga laporan praktikum ini dapa tmemberikan manfaat dan menuntun pada langkah
yang lebih baik lagi.
Meskipun saya berharap isi dari laporan praktikum saya ini bebas dari kekurangan dan kesalahan,
namun Kesempurnaan itu sepertinya hal yang mustahil. Oleh karena itu,
saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar tugas makalah praktikum ini dapat lebih baik lagi.
Akhir
kata saya mengucapkan terima kasih, semoga hasil laporan praktikum saya ini bermanfaat.
Pematangsiantar 2016
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.
LATAR
BELAKANG
Tanah adalah media yang
dibutuhkan oleh tanaman untuk tumbuh dan berkembang. Tingkat kesuburan tanah di setiap daerah berbeda-beda.Pemberian pupuk merupakan salah satu usaha
yang dilakukan untuk menjaga dan meningkatkan kesuburan tanah. Pemupukan ini dapat dilakukan dengan berbagai jenis pupuk,
tergantung dari unsur-unsur hara yang dibutuhkan oleh tanah dan tanaman.
Kesuburan tanah pertanian
di Indonesia
sebagian besa rmengalami penurunan. Kondisi ini menyebabkan berkurangnya hasil produksi serta tingginya biaya produksi
yang harus dikeluarkan oleh petani baik sawah, perkebunan maupun petani tambak. Penyebab turunnya kesuburan tanah antara lain karena tanah mengalami kemasaman
(rendahnya nilai pH yang terdapat dalam tanah). Kemasaman atau pH tanah
menunjukkan kadar H+ dan OH-dalam larutan tanah.
Ketersediaan hara esensial bagi tanaman bergantung pada pH, di mana hara
tanaman optimum pada kisaran pH 6-7.
Tanah yang
masam tidak dapat membantu proses
pertumbuhan tanaman dan tidak dapat menghasilkan produksi yang
baik. Oleh karena itu untuk mengatasinya dibutuhkan kapur pertanian yang
bertujuan untuk mengurangi kemasaman dalam tanah sehingga tanah tersebut dapat di
tanami tanaman yang dapat menghasilkan produksi yang baik. Kapur Pertanian adalah
yang dihasilkan dari pabrik pupuk ZA (Amonium sufat) yang
bahan bakunya berasal Phosop hogypsum (diperoleh dari pabrik asam fosfat)
serta Amoniak (NH3) dan karbondioksida (CO2). Karena diperoleh dari produk samping pupuk fosfat dan
ZA, maka kapur pertanian
masih banyak mengandung bahan ikatan selama proses produksi pupuk yaitu unsur hara makro maupun mikro
yang sangat penting bagi tanaman. Kapur pertanian berbentuk butiran halus yang
homogen (tepung halus / powder), berwarna putih keclokatan dengan kelarutan
0.15mg/Liter air dan kerapatan jenisnya mencapai 0,762 ton/m3.
Kapur pertanian lebih cepat terlarut dan lebih mudah bercampur secara homogen dengan tanah serta dapat cepa tmenetralisir keadaan tanah yang
masam. Kapur pertanian tidak hanya berguna untuk lahan pertanian yang
berhubungan langsung dengan tanah. Selain berhubungan langsung dengan lahan pertanian untuk mengurangi kemasaman dalam tanah, kapur pertanian dapat digunakan pada tambak dan ikan serta udang.
Pupuk merupakan bahan yang
terdiri dari unsur organik maupun anorganik yang berfungsi sebagai salah satu sumber pemasukan unsur hara bagi tanaman, pupuk juga merupakan kunci kesuburan tanah karena berisi satu atau lebih unsur hara untuk menggantikan unsur
yang terhisap oleh tanaman. Pupuk dapat berasal dari sisa-sisa tanaman, limbah,
atau kotoran hewan yang dapat diubah menjadi bahan-bahan organik tanah .Sedangkan pupuk
yang dibuat dari pabrik disebut pupuk buatan atau pupuk anorganik. Salah
satu jenis pupuk yang
dapat digunakan untuk menjaga dan meningkatkan tingkat kesuburan tanah adalah pupuk Dolomit.Pupuk dolomit berasal dar ibatu-batuan dolomit
yang telah dihaluskan. Batu-batuan dolomit ini dihaluskan sesuai dengan tingkat kehalusannya berdasarkan besar
mesh pengayakannya.
Pupuk dolomit yang
diproduksi oleh perusahaan menggunakan bahan baku batu kapur yang
memiliki kadar atau presentasi Kalsium (CaO) dan Magnesium (MgO) yang tinggi,
sangat bermanfaat untuk pengapuran tanah masam dan untuk pupuk bagitanah dan tanaman yang
berfungsi mensuplai unsur Kalsium (CaO) dan Magnesium (MgO).
Dolomit merupakan solusi utama bagi pertanian, perkebunan, dan tambak yang
tingkat kemasaman tinggi antara lain karena curah hujan yang tinggi,
faktor penggunaan pupuk nitrogen yang berlebihan, asal batuan induk yang
memiliki reaksi masam.
Untuk itu pengapuran dan pemupukan dengan pupuk dolomit sangat tepat untuk mengatasi masalah kemasaman dan miskin hara .Pupuk Kiserit adalah
MgSO4.H2O. Kandungan kiserit murni terdiri dari 25,5 % MgO dan 21,0 % S.
Kiserit berbentuk halus berwarna putih keabuan dan bersifat asam sehingga bila terus digunakan dapat menyebabkan tanah bereaksiasam.
2.
TUJUAN
PRAKTIKUM
Adapun tujuan praktikum inia dalah sebagai berikut:
1)
Untuk memahami definis ikapur dan definisi pengapuran.
2)
Untuk mengetahui jenis-jenis kapur.
3)
Untuk memahami penggunaan kapur pada lahan pertanian.
4)
Untuk memahami cara atau pengaplikasian kapur.
3.
MANFAAT
1)
Menambah wawasan tentang pengapuran tanah
2)
Menambah wawasan cara pengukuran PH tanah
3)
Menjadi suatu bahan refrensi dalam pengapuran tanah
BAB II
BAHAN DAN METODE
A.
WAKTU DAN TEMPAT
Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 09 desember sampai
16 desember 2016, dilaksanakan di Universitas Simalungun tepatnya di lahan percobaan fakultas pertanian depan rusun hawa dan
di lab pertanian universitas simalungun
B.
ALAT DAN BAHAN
1.
ALAT
Adapun alat yang digunakan untuk praktikum ini adalah:
1.
Cangkul
2.
meter
3.
Taliplastik
4.
Kertas PH indikator
5.
Tabung reaksi
6.
Patok (kayu)
7.
Plastik ( polybag )
2.
BAHAN
Adapun bahan yang
digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.
Lahan kosongseluas 1x 590 meter
2.
Kapur dolomits ebanyak 3 kg
3.
Air jernih ( aqua )
4.
Sampel masing-masing Tanah setelah pengapuran
C.
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Praktikum ini dibagi menjadi dua bagian atau dilaksanakan dua
kali yaitu pengapuran dan pengukuran PH tanah setelah satu minggu di
lakukan pengapuran.
A.
PENGAPURAN
Dalam praktikum ini adalah
proses persiapan lahan, pengolahan lahan dan pemberian kapur terhadap tanah.
Berikut ini adalah tahapan dalam praktikum pengapuran
:
1.
Lahan diukur seluas 1 x 590 meter mengunakan alat ukur meter
2.
Dibuat patok tiap sudutkemudian ditarik tali plastic
3.
Lahan dibersihkan dari gulma lalu tanah dibajak secara manual
dengan menggunakan cangkul

4.
Kemudian lahan yang telah dicangkul dibagi menjadi 5
bagian dengan ukuran 1 x 1 meter dan dengan jarak antar plot 30 cm.

5.
Masing-masing Plot diberi perlakuan dengan kapur yaitu :
·
plot 1 = 0 gram ( sebagai penyeimbang)
·
plot 2 = 0,3 gram
·
plot 3 = 0,6 gram
·
plot 4 = 0,9 gram
·
plot 5 = 0,12 gram

6.
setelah kapur ditabur kemasing-masing plot kemudian tanah di
aduk dengan menggunakan cangkul agar kapur tercampur dengan tanah secara merata

7.
tanahyang telahtercampurdengankapurdibiarkanselama 1 minggusecaraterbukadengantujuan
agar kapurmenyatudengantanah.
B. PENGUKURAN PH TANAH
Praktikum ini adalah praktikum keduakalinya setelah
proses pengapuran tanah di lakukan,
dimana dalam praktikum ini kita melakukan pengukuran PH tanah di Laboratorium FP-USI
dari masing-masing plot yang telah di beri perlakuan dolomit setelah satu minggu dibiarkan terdaur dengan tanah.
Berikut ini adalah langkah-langkah
yang dilakukan dalam praktikum ini :
1. Sampel tanah
di ambil dari masing-masing plot lalu dibawake LAB untuk pengukuran PH
setelah pengapuran.

2. Memasukkan tanah sampel kedalam tabung reaksi secukupnya

3. Memasukkan
air bersih kedalam tabung reaksi seimbang banyaknya dengan tanah.
4. Air
dan tanah di aduk dengan tanah hingga benar-benar tercampur secara merata.

5. Setelah tercampur merata kemudian dimasukkan ke sentrifius( alat pemisah larutan tanah dengan
air) selama-+
5 menit.

6. Setelah larutan tanah terpisah dengan
air, di lakukan pengukuran dengan cara memasukkan kertas PH
indikator kedalam tabung reaksi.

7. Mengamati perubahan warna
yang yang terjadi pada kertas PH indikator dan menentukan PH tanah.

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil percobaan menunjukkan bahwa perberian dolomit
yang berbeda-beda berbeda nyata terhadap tanah,
dimana perubahan
PH tanah tanah yang
hasilnya dapat dilihat padatabel dibawah ini
PLOT
|
PERLAKUAN
DOLOMIT
(
gr )
|
PH
TANAH
|
1
|
0 gram
|
5,00
|
2
|
0,3 gram
|
6,00
|
3
|
0,6 gram
|
6,50
|
4
|
0,9 gram
|
7,00
|
5
|
1,2 gram
|
6,00
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar